Satu Keluarga Empat Pesona

0


Jakarta, jalanjalanbali - Pameran lukisan "Satu Keluarga Seribu Warna" menjadi peristiwa istimewa pada 6 Oktober 2023 di World of Arts Gallery, Jakarta Selatan. Keluarga Ibu Titis Jabaruddin, melibatkan Titis, Esti, Iprin, dan Maryuli, hadir dengan karya-karya indah dan menggambarkan beragam warna kehidupan. Pameran yang berlangsung hingga 3 Desember 2023 ini, mungkin menjadi satu-satunya di Indonesia bahkan di dunia di mana empat pelukis profesional berkolaborasi dalam sebuah pameran dan masing-masing mereka terkait dalam hubungan keluarga yang sangat dekat. Meski begitu, setiap individu menunjukkan pesona yang berbeda. 


Titis Jabaruddin: Sentuhan Pastel yang Menggoda

Titis Jabaruddin, lulusan ASRI (sekarang ISI) Yogya, menunjukkan perjalanan seninya sejak tahun 1964-1967 hingga kunjungan studi internasionalnya di Paris, Amsterdam, Koln, dan New York. Pameran terbarunya pada 2023, "The 13th Indonesia Japan Cultural Exchange," menandai keberlanjutan karyanya yang menginspirasi.


Konsistensi Titis terlihat dalam penggunaan medium pastel di atas kertas, menciptakan karya dengan sentuhan yang mudah dikenali. Objek manusia atau figur yang menengadah ke atas menjadi pusat perhatian, dan eksplorasinya baru-baru ini di atas kanvas membawa warna-warna terang-gelap dengan judul seperti "Wajah Kuning" dan "Wajah Hijau," dengan ukuran bervariasi.


Esti: Antropologi dalam Warna-warni Kanvas

Esti, putri Titis, menampilkan kecintaannya pada seni meskipun latar belakang studinya di bidang antropologi. Perjumpaannya dengan seni lukis dimulai di Paris pada tahun 1997 atau 1998, yang kemudian berkembang menjadi pameran tunggal pada 2004 di Beranda Seni Indigo.


Lukisan Esti memberikan gambaran dinamis kehidupan sehari-hari, terutama suasana pasar. Dengan medium akrilik di atas kanvas, Esti menciptakan lukisan-lukisan berukuran 70x90 cm hingga 116x116 cm, yang tidak hanya kontras dalam komposisi warna, tetapi juga memancarkan kesan modern.


Iprin: Harmoni Musik dalam Lukisan

Iprin, atau Ipriyanto Maryohadi, menyuguhkan karyanya yang dipengaruhi oleh kecintaannya pada musik. Sejak tahun 1988, Iprin telah menggelar pameran di berbagai belahan dunia, termasuk Tokyo, Prancis, Itali, Singapura, dan Malaysia. Karyanya banyak dipesan untuk hotel mewah dan museum di Jepang.


Pemain musik dan alat musik menjadi fokus utama dalam lukisan Iprin. Teknik kombinasi warna-warna pastel, goresan, dan tarikan kuas yang lembut menciptakan harmoni visual yang luar biasa. Beberapa karyanya, yang menampilkan warna kuat seperti biru dengan sentuhan nuansa pastel-pink muda, menunjukkan kemampuan ekspresionis abstraknya.


Maryuli: Gaya Abstrak Ekspresionis yang Menghentak

Maryuli, adik ipar Esti, hadir dengan gaya abstrak ekspresionis yang kuat. Meskipun memulai perjalanan seninya secara otodidak pada 1993, Maryuli telah aktif berpameran baik di dalam maupun di luar negeri. Tema-tema alam pedesaan, kampung nelayan, dan lereng Merapi menjadi inspirasi bagi karyanya.


Lukisan-lukisan Maryuli, dengan goresan kuas yang tegas dan penuh energi, membawa pemirsa pada perjalanan abstrak yang menciptakan ruang dan komposisi bidang dengan

warna-warna kuat dan kontras. Ukuran lukisannya yang cukup besar, seperti 140x105 cm dan 120x90 cm, menunjukkan keberanian dan intensitas dalam mengekspresikan ide-ide artistiknya.


Mencerahkan dan Menyentuh Hati

Pameran "Satu Keluarga Seribu Warna" menjadi panggung bagi keberagaman seni dari Titis, Esti, Iprin, dan Maryuli. Setiap seniman membawa nuansa uniknya, menciptakan kolaborasi visual yang memukau. Pameran ini menjadi perayaan seni yang bukan hanya tentang lukisan, tetapi juga tentang perjalanan keluarga dalam dunia seni.  Ia mengajak kita untuk merenung, merasakan, dan merayakan keindahan yang dihadirkan oleh satu keluarga yang penuh bakat dan inspirasi.  Dalam pameran ini kita sungguh menyaksikan sebuah keluarga dengan empat pesona. []

Post a Comment

0Comments

Please Select Embedded Mode To show the Comment System.*